Saya mendarat di Sentani tgl 29 Desember, untuk keperluan studi potensi di Sungai Amai yg letaknya dekat dengan Kampung Amai. Tim yg datang bersama saya adalah tim ketiga yg datang ke lokasi setelah dua tim sebelumnya yg datang tahun 1996 dan 2001 menyerah pulang karena ada konflik dengan suku setempat masalah perijinan sampai ditodong parang *horor*.
Jadi di Kampung Amai ini ada 6 suku, tim sebelumnya hanya ijin dengan 2 suku di sana..sehingga 5 suku yg lain merasa tidak dihormati. Akhirnya kami yg sekarang mempersempit wilayah saja, kami minta ijin dengan pemilik lahan yang lahannya kami lewati dan kami lakukan studi potensi. Beruntung lahan tersebut dimiliki oleh satu suku, yaitu Suku Demetouw dan mereka memberi ijin asalkan mereka ikut dengan kami melakukan studi potensi sambil mengamankan ancaman yg datang dari suku lain. Kami setuju, bahkan kami lebih aman dengan cara itu.
Oh iya, kami baru beroperasi tgl 2 Desember 2011 karena ada himbauan untuk waspada berkaitan dengan HUT OPM yang ke-50 tgl 1Desember.
para tentara masih berjaga di Kampung Amai sehari setelah HUT OPM
Kalau menurut pendapat saya yang langsung melihat di lapangan, sebenarnya masyarakat Papua tidak meminta sesuatu hal yg berlebihan, mereka hanya ingin diperlakukan sama seperti propinsi yg lain. Jadi mereka mau pemerintah jangan cuma teriak-teriak “NKRI harga mati” saja, tp tolong diperhatikan wilayah yg termasuk ke dalam NKRI tanpa membeda-bedakan.
Kasian masyarakat di sana...tokoh pemuda disana yang namanya Ade Albert (ada di foto), dia kuliah jurusan jurnalistik..satu lg Ade Silas jg kuliah jurusan komunikasi massa, tp berhenti di tengah jalan terbentur biaya. Mereka bukan masyarakat tertinggal koq, mereka orang-orang hebat yang mau berjuang buat daerahnya..cuma pemerintahnya aja kurang perduli
Seperti pada kasus pekerjaan kami yg tertunda sampai hampir 15 tahun, sebenarnya inti permasalahannya cuma satu, mereka mau diajak bicara dalam berbagai hal, mereka tidak mau dianggap remeh. Tim kami jg dalam proses lobi-melobi tdk langsung berhadapan dengan kepala suku, tp kami temui dulu tokoh pemuda disana. Setelah tokoh pemuda diberi penjelasan, berikutnya tokoh pemuda tersebut akan menjelaskan kepada kepala suku yang bersangkutan, tentunya kami juga ikut membantu menjelaskan. Seandainya kepala suku sudah memutuskan ‘A’, maka semuanya akan mengikuti kepala suku. Tidak ada yg berani menentang kepala suku. Saya menyebut ini birokrasi adat.
Masalah parang, Ade Silas bilang, "adat timur kami ya seperti itu, kalau sudah diberitahu sekali tp msh belom ngerti..kami baku potong saja (sambil ngayunin parang)"...serem yak!
dari ki-ka: Ade Silas, Ade Albert mereka berdua tokoh pemuda setempat, kemudian Pak Ruben dan Pak Anton, mereka berdua adik dari kepala suku
Kedua dari kiri, itu adalah kepala suku Pak Robert
Tapi disini ada hal yg menarik dan berbau mistis sehubungan dilancarkannya pekerjaan kami disana. Jadi beberapa tahun yg lalu, kepala suku sebelum Pak Robert, sebelum beliau meninggal sempat memiliki firasat. Beliau pernah meminta keluarganya untuk tidak mengganggunya saat sedang di kamar, katanya beliau mau “pergi” dulu. Klo kepercayaan mereka, bisa memisahkan diri antara roh dan raga.
Setelah 3 hari beliau “pergi”, akhirnya keluar dari kamar dan memanggil semua keluarganya untuk berkumpul. Dalam “kepergiannya”, beliau melihat bahwa nanti akan ada 3 pipa yg turun di Sungai Amai. Pipa pertama akan mengalirkan air sungai ke beberapa kampung, termasuk Kampung Amai. Pipa kedua akan mengalirkan air Sungai Amai menjadi air yg bersih sehingga bisa diminum. Pipa ketiga akan datang dari sebuah perusahaan yang akan merubah air Sungai Amai menjadi listrik dan dapat dimanfaatkan orang banyak.
Pipa pertama sudah terwujud, pemerintah setempat membangun saluran pipa irigasi dan mengalirkannya ke beberapa kampung. Pipa kedua juga sudah terwujud, ada pembicaraan dari pihak Danone untuk mengolah air Sungai Amai. Pipa ketiga adalah perusahaan dari tim kami yg datang kesana. Jadi pada saat team leader kami menghadap Kepala suku, beliau mengatakan bahwa memang sudah ditakdirkan perusahaan kami berjodoh dengan Sungai Amai #HororDikit
biar gak tegang, saya share beberapa foto di sana
gambar diatas adalah beberapa view Pantai Amai yg saya ambil dari perahu.
hanya disini kita bisa mendapatkan sinyal HP, tempat para tentara berjaga yg lokasinya ada di atas bukit berseberangan dengan sebuah SMK.
Jeruk sunkist?!? bukan, ini saya lihat terjatuh di lantai hutan. Masyarakat bilang buah ini untuk hiasan pada pohon natal dan tidak bisa dimakan, dan memang sangat ringan. Tapi kemarin saya liat di Jejak Petualang ada buah yang sama dan host bilang klo itu manggis hutan.
apa ya namanya?? kyk buah gitu ada bijinya, tp bentuknya mirip kupu-kupu...
3 gambar di atas adalah beberapa view Sungai Amai, bukan kolam buatan atau taman buatan tp sungai...airnya jernih gila,berasa pengen berenang klo liat langsung :D
pernah dengar buah merah??ini tanamannya, lebih banyak tumbuh di wamena..konon buahnya berkhasiat untuk obat.
ya ini namanya keluwing, tp yg ini saya baru liat. Bergaris kuning, biasanya yang sering saya liat berwarna hitam atau hitam kecoklatan.
ada hewan di dalam foto ini, ayo dicari dan ditebak
dan terakhir, ini dia Lenny Kravitz dan Nelson Mandela dari papua X))
08 12 11
No comments:
Post a Comment